JURNALELITE.CO.ID,KOTAJAMBI – Wakil Walikota Jambi, Dr. dr Maulana, Menghadiri Visitasi atau Assesment Lapangan Alih Dalam Perubahan status STAI Ahsanta Kota Jambi Menjadi Institut Agama Islam Muhammad Azim (IAIMA) oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.
Ketua STAI Ah Santa, Dr. dr Nadia mengatakan Sekolah Tinggi ini berdiri sejak Juni 2010, dan memiliki dua prodi yakni manajemen Islam dan tata negara, namun sejak 2017 hingga sekarang sudah ada 7 prodi.
” Berdiri sejak Juni 2010, hanya ada 2 prodi, dan sekarang ada 7 prodi, Alhamdulillah untuk saat ini perpustakaan kita sudah kita kembangkan dan ada E-Galery,” Beber Nadia.
Diketahui Ahsanta merupakan salah satu sekolah tinggi yang kental akan nuansa islami, dengan memiliki dosen yang energik dan berkualitas untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.
“Alhamdulillah dosen kami masih sangat muda-muda dan bisa di ajak berlari kencang”. Sebut Ketua STAI Ahsanta dalam paparan materinya. Sabtu (20/2).
Nadia juga membeberkan bahwa Ahsanta juga Memberikan beasiswa kepada suku anak dalam yang masih tinggal di hutan.
Menurutnya dengan ini Suku anak dalam dapat mengenyam pendidikan lebih tinggi dan dapat memberikan edukasi kepada mereka yang masih berada di dalam hutan.
Wawako Jambi, Dr. dr Maulana Mengatakan pendidikan merupakan Salah satu indikator pembentuk karakter, dimana kota Jambi memiliki rata-rata lama berpindikan selama 14 tahun, Tentunya masih membutuhkan upaya dalam meningkatkan SDM di Kota Jambi.
” Saya melihat betul bahwa salah satu pembentuk karakter lama pendidikan menentukan, untuk di kota Jambi ini rata-rata baru 14 tahun, artinya masih membutuhkan upaya besar untuk meningkatkan sumber daya manusia,” Pungkas Maulana.
Untuk itu Pemerintah kota Jambi mendorong menjadikan ibu kota Provinsi Jambi untuk berkembangnya perguruan tinggi di Jambi.
Dalam Sambutannya Asesor ll, Dr. Sugeng Listyo Prabowo mengatakan dalam prosesnya di harapkan Ahsanta atau Institut Agama Islam Muhammad Azim mampu menghadirkan Fakultas kedokteran di Jambi,
” kita bisa menghasilkan dokter-dokter yang bisa mengaji, hal yang paling penting dalam perguruan tinggi Islam itu adalah mendekatkan mahasiswa kepada tempat ibadah.”Ungkap Sugeng.
Reporter : Rahmad Ade Subrata