JURNALELITE.CO.ID,JAMBI – kurang dari 2 pekan terakhir emak emak di jambi sempat kaget karena tahu dan tempe harganya tidak merakyat.
Di ketahui bahwa di negara produsen tahu dan tempe ini para pengusaha tahu dan tempe bingung untuk menjalankan usahanya karena harga kedelai di negara ini meroket, tak terkecuali di jambi sendiri.
Tentunya di tengah himpitan ekonomi di masa pandemi cukup membuat koki dapur rumahan memutar otak untuk memenuhi kebutuhan gizi di keluarga masing-masing karena tempe sukar di jumpai beberapa waktu lalu di warung.
Tak hanya itu saja, seperti pengusaha olahan makanan dari tahu asal cirebon yang sudah cukup lama menjalankan bisnis tahu gejrotnya di kawasan tugu keris siginjai kota baru jambi ini cukup kebingungan pasalnya harga tahu di jambi naik.
Oman Rohman, pria tampan pemilik Tahu Gejrot kang maman menyebut Untuk tahu gejrot khas cirebon miliknya tidak ada masalah berarti jika tahu masih beredar di pasaran.
” Ya kita sih gak ada masalah ya kang, asalkan tahunya masih di jual di pasar gak ada masalah meski di pasaran harga tahu naik, harga kita tetap tidak naik ” jelas orang yang kerap di sapa kang maman ini kepada Kabarjambikito.com, minggu (10/1).
Naiknya harga bahan baku pembuatan tahu dan tempe ini di kabarkan bahwa harga kacang kedelai mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Maman bersyukur walau harga kedelai meroket pabrik tahu dan tempe di jambi masih berproduksi, walau menyiasati dengan menaikan harga tahu dari pabriknya, sedangkan untuk tempe tidak mengalami kenaikan tapi ukuran lebih kecil tak seperti ukuran biasa yang di jumpai di pasar ataupun di warung.
“Alhamdulillah pabrik tahu dan tempe di jambi masih bisa berproduksi kang, walau mereka menyiasati dengan menaikan harga tahu dari pabrik-nya,
Dari pabrik tahu 350/pcs sedangkan untuk ukuran besar 450,” Bebernya.
Lebih lanjut dirinya bercerita sedangkan untuk tempe harga tidak mengalami kenaikan namun ukuran dibuat lebih kecil dari biasanya.
” Kalau tempe gak naik kang, cuma ukurannya aja yang di kurangi.” kata maman sembari mengejrot tahu pesanan pelanggannya.(RAS)
Editor : Rudi Siswanto